Makalah Hadits Tarbawi (Dosa-Dosa Besar)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menurut qodo dan qodar Allah swt, kita adalah
mahluk ciptaan tuhan yang diberi tugas untuk beribadah kepadanya. Sesuai dengan
perintah Allah dalam surat adz- dzariyat ayat 11 yang berbunyi : “ tidak semata
– mata aku (Allah) ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku.”
Untuk itu kita dituntut untuk menjadi hamba
Allah yang taat kepada-Nya. Dalam menjalankannya, kita harus bisa menghindari
segala sesuatu yang dilarang oleh Allah swt. Terlebih dari perbuatan –
perbuatan dosa yang sangat besar yang mungkin tidak akan diampuni oleh Allah
swt, sehingga kita tidak menjadi orang yang bertaqwa dan mendapatkan Ridho-Nya.
B.
Maksud
Dan Tujuan
Maksud saya dalam pembuatan makalah ini
bertujuan :
Ø Memberitahukan kepada kita apa saja dosa –
doas besar yang harus dihindari;
Ø Supaya lebih meneguhkan ketauhidan kita untuk
tidak menyekutukannya;
Ø Supaya kita lebih bisa berbakti kepada kedua
orang tua kita, dan berusah untuk tidak menyakiti sedikitpun;
Ø Supaya kita lebih memperhatikan makanan dan
minuman yang kita dapatkan, jangan samapi termasuk harta riba dan harta anak
yatim;
Ø Kita selaku muslim bisa menjaga ucapan atau
perkataan kita supaya terhindar dari berkata fitnah.
C.
Rumusan
Masalah
Ø Apa saja Hadits – hadits yang berkaitan
tentang dosa besar;
Ø Apa saja yang termasuk dosa besar;
Ø Hikmah pendidikan yang terdapat dalam hadits
tersebut.
BAB II
DOSA – DOSA
BESAR
A.
Teks
Hadits
B.
Terjemah
Hadits
“ Anas r.a. berkata, ketika nabi
ditanya tentang dosa – dosa besar, beliau menjawab : “ Syirik (mempersekutukan Allah), durhaka terhadap
kedua orangtua, membunuh jiwa manusia, dan saksi palsu.”
(Dikeluarkan oleh imam Al- Bukhari dalam kitab “ Syahadat” bab :
apa yang diucapkan dalam saksi palsu)
C.
Tafsir
Hadits
Dalam hadits diatas diterangkan
empat macam dosa besar, yaitu menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua,
membunuh jiwa manusia tanpa hak, dan menjadi saksi palsu. Dibawah ini akan
dijelaskan secara singkat ;
1.
Syirik
(menyekutukan Allah)
Menurut bahasa, syirik berarti persekutuan
atau bagian, sedangkan menurut istilah agama adalah mempersekutukan Allah swt,
dengan selain Allah (mahluk-Nya). Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik
adalah kufur atau satu jenis kekufuran.
Syirik dalam pembahasan ini adalah
syirik besar bukan syirik kecil (riya), syirik disini adalah mempersekutukan
Allah dengan selain-Nya, yaitu memuja – muja dam menyembah mahluk-Nya seperti
pada batu besar, kayu, matahri, bulan, nabi, ulama, bintang, raja, dan lain-
lain.
Syirik dikategorikan sebagai dosa
paling besar yang tidak diampuni Allah swt. Sebagaimana firman Allah :
¨bÎ) ©!$# w ãÏÿøót br& x8uô³ç ¾ÏmÎ/ ãÏÿøótur $tB tbrß y7Ï9ºs `yJÏ9 âä!$t±o 4 `tBur õ8Îô³ç «!$$Î/ Ïs)sù #utIøù$# $¸JøOÎ) $¸JÏàtã ÇÍÑÈ
Artinya :
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni orang
yang menyekutukan –Nya dan Tuhan mengampuni dosa selain itu kepada orang yang
dikehendaki-Nya.” (Q.S.
An- Nisa :48)[1]
Dalam sebuah hadits Nabi yang
diriwayatkan Hakim pun mengatakan :
“Setiap dosa ada harapa mendapat ampunan dari
Allah kecuali (dosa) orang yang mati dalam keadaan musyrik, dan orang yang
membunuh orang mukmin secara sengaja.”(H.R. Hakim dari Muawiyyah) [2]
Pada ayat al- Qur’an yang lain
dikatakan bahwa perbuatan syirik adalah suatu kedzaliman:
cÎ) x8÷Åe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOÏàtã ÇÊÌÈ
“ Sesungguhnya syirik itu adalah suatu
kedzaliman yang sangat besar.”(Q.S. Luqman :13)
Orang
syirik diharamkan untuk masuk surga, sebagaimana firman Allah :
............. ( ¼çm¯RÎ) `tB õ8Îô³ç «!$$Î/ ôs)sù tP§ym ª!$# Ïmøn=tã sp¨Yyfø9$# çm1urù'tBur â$¨Y9$# .......... ÇÐËÈ
“Sesungguhnya orang yang menyekutukan Allah, maka pasti
Allah mengharamkan surga baginya dan ia ditempatkan di dalam neraka.”
Selain ayat - ayat diatas, dalam Al- Qur’an dan Al – Hadits masih banyak keterangan tentang
tercelanya dan bahayanya perbuatan syirik.
2.
Durhaka Terhadap Kedua
Orang Tua
Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya berarti
telah melakukan dan ia akan mendapat hukuman berat dihari kiamat nanti. Bahkan,
ketika hidup di dunia pun, ia akan mendapat adzab-Nya.
Allah swt mewajibkan setiap anak untuk berbakti kepada
Ibu Bapaknya. Bagaimanapun keberadaan seseorang di muka bumi tidak terlepas
dari peran Ibu dan Bapaknya. Ibunya yang telah mengandung dan Bapaknya yang
telah bersusuah payah mencari rizki, tanpa mengenal lelah membiayai anaknya.
Allah swt berfirman :
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷yÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) çÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.[3]
bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah
kembalimu”.
Setiap anak tidak boleh menyakiti kedua ibu
bapaknya , baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan, baik secara langsung
maupun tidak langsung karena termasuk dosa yang sangat besar. Sebagaimana
hadits Nabi mengatakan :
“ Ingatlah, aku akan memberitahukan kepada
kalian tentang dosa yang paling besar yaitu : menyekutukan Allah, menyakiti
kedua ibu bapak, dan perkataan (persaksian) dusta” (H.R. Bukhari dan Muslim
melalui Abu Bakrah). [4]
Dalam hadits dan Al- Qur’an banyak yang
menerangkan keharusan berbuat baik terhadap orang tua. Menurut ibnu Abbas, dalm
Al- Qur’an dan hadits Ada tiga hal yang selalu dikaitkan penyebutannya dengan
tiga hal lainnya, sehingga tidak dapat dipisahkan antara yang satu dan yang
lainnya, yaitu :
a. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya;
b. Dirikan Shalat dan keluarkan zakat;
c. Bersyukur kepada Allah dan kedua orang tua.
Hal itu menandakan bahwa peran dan kedudukan
orang tua sangat tinggi dihadapan Allah swt. Sehingga Rasulullah saw, bersabda
:
“ Keridhoan Allah itu terletak pada keridoan
kedua ibu bapaknya dan kemurkaan Allah itu terletak pada kemurkaan kedua ibu
bapak pula.”( H.R. Muslim, Hakim, dengan syarat Muslim )
Allah swt sangat murka terhadap orang yang
menyakiti orang tuanya sendiri dan mengharamkannya untuk masuk surga meskipun
ia sangat rajin beribadah. Sebagaimana kisah
seorang sahabat yang mengalami kesulitan untuk meninggal dunia karena
ibunya murka kepadanya dan akhirnya ibunya memaafkan dosa anaknya setelah
Rasulullah berkata kepadanya bahwa anaknya akan dibakar , akhirnya sahabat
tersebut meninggal dengan mudah.
Lebih jauh dalam hadits dinyatakan bahwa
terhadap orang yang menyakiti orang tuanya sendiri, oleh Allah tidak akan
diakhirkan untuk menyiksanya. Rasulullah saw bersabda :
“ Semua dosa itu adzabnya ditunda oleh Allah
swt sampai hari kiamat, kecuali orang yang durhaka kepada orang tuanya.
Sesungguhnya Allah akan mempercepat adzab kepadanya; dan Allah akan menambah
umur seorang hamba jika ia berbuat baik kepada ibu bapaknya, bahkan Allah akan
menambah kebaikan kepada siapa saja yang berbuat baik kepada ibu bapaknya serta
memberi nafkah kepada mereka, jika diperlukan.”(H.R. Ibnu Majah)
Setiap anak harus selalu ingat bahwa
pengorbanan kedua orang tuanya sangatlah besar, bahkan tidak mungkin dapat
dibalas dengan harta sebesar apapun. Alangkah kejam dan tidak berakalnya orang
yang berani menyakiti hati kedua orang tuanya sendiri.
Tidak heran, jika Allah swt memberikan
keistimewaan kepada setiap orang tua, terutama seorang ibu yang disakiti oleh
anak sendiri dengan mengabulkan do’anya. Dengan demikian, jika orang tuanya
mendo’akan agar anaknya celaka, sang anak dipastikan akan celaka. Hal itu
dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tzurmudzi :
“Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah
saw bersabda : “ ada tiga do’a yang mustajabah dan tidak diragukan lagi, yaitu
do’a orang yang dianiaya, do’a orang yang bepergian, dan do’a kedua orang tua
kepada anaknya.”( H.R. Turmudzi )
3. Membunuh Jiwa Manusia
Maksud membunuh dalam makalah ini adalah membunuh jiwa
yang diharamkan tanpa hak dengan sengaja (Q.S. 25 : 68-70). Orang yang berbuat
seperti itu akan dimasukkan kedalam neraka jahanna dan kekal didalamnya.
Sebagaimana firman Allah swt :
`tBur ö@çFø)t $YYÏB÷sãB #YÏdJyètGB ¼çnät!#tyfsù ÞO¨Yygy_ #V$Î#»yz $pkÏù |=ÅÒxîur ª!$# Ïmøn=tã ¼çmuZyès9ur £tãr&ur ¼çms9 $¹/#xtã $VJÏàtã ÇÒÌÈ
“ Barang siapa yang membunuh orang yang beriman dengan
sengaja, maka balasannyaialah neraka jahannam, ia kekal didalamnya dan Allah
murka kepadanya, dan mengutuknya selalu menyediakan adzabyang besar baginya.”(Q.S.An- Nisa : 93)
Dalam hadits lain
dikatakan bahwa membunuh jiwa tanpa hak menyebabkan pelakunya pada kekufuran :
“ Janganlah kamu menjadikan kafir sepeninggalku dengan
cara kamu membunuh sebagian yang lain.” ( H.R. Bukhari Muslim )
Sebagaimana halnya
perbuatan musyrik, membunuh orang mukmin dengan sengaja juga termasuk dosa yang
kemungkinan besar tidak akan mendapat ampunan-Nya. Rasulullah saw bersabda :
“ Semua dosa itu masih dapat diampuni oleh Allah, kecuali
dosa orang yang mati kafir atau orang yang membunuh orang mukmin dengan
sengaja.”( H.R. Nasai dan Hakim )
4.
Kesaksian Palsu
Maksud dari kesaksian palsu adalah orang yang berdusta
ketika diminta oleh hakim untuk menerangkan suatu kejadian yang ia ketahui
sehubungan dengan pengadilan terhadap seseorang.
Kesaksian dalam pengadilan sangat penting karena sangat
membantu hakim dalam memutuskan perkara sehingga keputusannya adil dan hak –
hak orang lain tidak terampas dan teraniaya. Dengan demikian, orang yang
bersaksi palsu sesungguhnya telah merusak hak orang lain untuk mendapat
keadilan. Orang yang bersaksi palsu akan diancam dengan siksaan pedih. Oleh
karena itu, diharuskan untuk menjauhinya. Sebagaimana firmannya :
( (#qç6Ï^tFô_$$sù [ô_Íh9$# z`ÏB Ç`»rO÷rF{$# (#qç6Ï^tFô_$#ur ^öqs% Ír9$# ÇÌÉÈ
“ Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang
najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.”
DAFTAR PUSTAKA
Syafe’I, Rachmat Dr.H. M.A, Al- Hadits, Pustaka Setia, Bandung: 2000;
sayang banget kurang lengkap, padahal lagi butuh banget yang nomer 3
BalasHapus